Kelelawar Terbang

Kelelawar Terbang

Jumat, 31 Agustus 2012

Motivasi buat anda yg Kehilangan CINTA :)

Pada suatu sore hari .
Disebuah toko terdengar bunyi telepon, dan telepon ada seorang cewek yang menerima telepon itu.

Dari seberang sana membalas menyapa dengan ramah.
Setelah itu pada minggu siang , datang seorang cowok itu ke toko dan menanyakan info tentang pemasaran pada saya.

Setelah cowok itu datang , baru saya tahu dia cowok yang sering telepon

ketoko .
Dari pertemuan itu kesannya sangat baik.dari sana kita berkelanjutan dengan saling tukaran no HP , email di Facebook.Dari sana kita tiap hari sms saling tukar kabar dan cerita , dan berkelanjutan janjian untuk jumpa di luar, dari sana kita semakin dekat.
Dari pertama kenalan sampai lajutan sms , saya mulai timbul perasaan suka sama dia , cuma takut untuk berkata jujur.Sampai masuk bulan ke 3 sejak saya kenal dia.
dan tangal 11 adalah hari istimewanya karena adalah hari ulang tahunnya, ia mengajak saya merayakan ulang tahunnya.



Kami merayakannya di rumah makan “KS” , disini kita bercerita sambil makan menikmati suasana disana.



Waktu pulang dia tiba-tiba meminta hadiah dari aku , hadiah itu berupa ciuman pertama saya. saya terkejut namum karena ini adalah ulang tahun dia maka saya berikan ciuman pertama saya dan memguncapakan selamat ulang tahun.



Malam itu saya sangat senang karena hubungan kita ada mengalami kemajuaan, keesokan hari kita dengan bertelepon di jam kerja kantor.



Pulang dari jam kerja kadang dia mampir ketoko sesaat sebelum pulang kerumahnya. Kadang kita belajar bersama dan saling tukar pikiran.



Dia sangat dekat dengan teman cewek di kantornya dalam soal hubungan kerja. karena cemburu saya dan dia pernah bertengkar hebat.



Dua hari dia tidak mau membalas sms dan angkat telepon saya.



saya sendiri berpikir mungkin kita ngak mungkin bisa bersama lagi, dan saya telah merelakanya untuk pergi dari saya.



Tiba-tiba sms masuk dari dia, kami melanjurkan hubungan kami kembali.



Dan suatu hari dia waktu datang kerumah saya , Saya mengajaknya makan bersama, siap makan kami bercerita dan bercanda sambil duduk diruang tamu.



Pada saat kakak saya pulang dari ngantor. dia bertemu dengan kakak saya.



kakak saya menanyakan kedia ,apa sebenarnya status hubungan saya dengan dia.



Dan dia menjawab pacaran.



dan kakak saya bertanya lagi, apa orang tua mu tahu hubungan kita?



Orang tuanya tidak setuju makanya tidak di kasi tahu.



Kakak saya tidak setuju dan mengatakan “apa kalian ingin melanjutkan hubungan ini dengan tidak ada akhirnya.”



“Apa mau jadi anak durhaka nikah di luar restu dari orang tua?”



Dia tidak bisa berkata apapun cuma diam terpaku.



Dan saya sendiri tidak tahu mau bicara apalagi.



Setelah selesai bicara dengan kakak saya, dia turun tangga dengan tidak bergairah dan wajahnya pucat pasi.



“Dia bertanya mau gimana kita?”



Saya waktu itu benar-benar tidak tahu gimana? kepala saya sangat pusing dan hati saya serasa pecah.



Kami duduk dengan membisu, tidak tahu apa yang mau di bicarakan lagi. saya mulai menanggis sambil bertanya” jadi kamu maunya gimana untuk melanjutkan hubungan ini”



Dan dia berkata ” Kalo kamu yang disuruh memilih, saya atau orang tuamu, pasti kamu pilih orang tuamu kan , begitu juga saya?



Padahal dalam hati saya kepingin dia menjawab akan memilih saya. Tapi dia memilih orangtuanya dan bukan saya.



Dan saya tahu walaupun dia pilih orangtuanya, dia tidak bersalah karena dia adalah anak tunggal, anak satu-satunya harapan ada pada dirinya yang menjadi tumpuhan orangtuanya.



Setelah berbicara demikian, dia minta pamit untuk pulang.



sesampai didepan pintu , saya berkata ” kalau bisa kita jangan ada perubahan ”



” Lihat besok nanti ku kasih kabar” Katanya sambil berlalu.



Lewat beberapa menit, Saya sms tanyakan hubungan kita.



namum dia hanya menbalas dengan sikap yang dingin, dia tidak ingin menbahas masalah ini sekarang karena alasannya dia capek sekali dan ingin istirahat.



saya kecewa dan tak bisa berkata apapun cuma mengiyakan dia tidur untuk melupakan hal-hal yang menyedihkan.



Dimalam kesunyian saya menanggis, air mataku tak henti-henti mengeluarkan air mata. hatiku sangat sakit menggingat hubunganku yang tidak mulus. sampai kesedihan ini terbawa tidur.



Dipagi hari dengan mata yang bengkak, saya masuk kerja.



dan melakukan perkerjaan rutin , dengan pemesanan barang ke kantor dia.



Dalam pembicaraan dengan dia, saya merasakan ada perubahan besar padanya.



“Gimana pendapatmu mengenai kelanjutan hubungan kita” saya akhirnya mengatakanya.



“kalau saya bilang bisa di lanjutkan, gimana? Kamukan tahu orang tua yang saya pilih.” dia balas dengan dingin.



Saya terdiam dan menutup pembicaraan ini, hatiku sangat sakit karna tau dia mau mengakhiri hubungan ini.



Kadang dia basa-basi sms saya menanyakan kabar saya. dengan kesal saya menjawab “Kamu rasa saya masih bisa baik kah?”



Balasannya ” Saya mau gimana lagi? kita sampai akhir juga ngak mungkin bisa bersama, dilanjutkan juga percuma saja. kita cuma menghabiskan waktu dan hati kita akan semakin terluka.”



kata-katanya memang ada benarnya ,Tapi hati ini sangat tak rela melepaskannya karena status yang berbeda.



Saya belum bisa menerima kita harus mengakhiri hubungan kita karena perbedaan status ,padahal hari-hari yang kita lewatkan cukup menyenangkan walaupun banyak cewek yang kepingin ingin jadi pendampingmu.



Waktu itu kita lagi jalan, dia sering membalas sms dari teman ceweknya, itu cukup membuat aku kesal. Namum aku menerima sikapnya asal ngak kelewat batas yang wajar.



Selain itu saya dan dia telah menerima apa adanya dalam diri kita ,kekurangannya dan kelebihannya .



namum orang tua kita tidak bisa menerimanya.



Dia sudah mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan ini berubah menjadi teman. saya tidak bisa menerimanya karena saya masih ada perasaan padanya.



Tapi apa mau dikata, dia sudah memutuskan hubungan ini dan dia pasrah melepaskan hubungan ini dengan berat hati.



Memang kita masih seperti biasa, berbicara ditelepon dalam hubungan kerja. tapi tidak seperti sikap yang mesra lagi, sekarang sikapnya agak dingin dan seperti menjaga batas.



Dari sikapnya hati saya sangat sakit, kenapa harus dia sangat cuek kepadaku? Apa dia tidak memikirkan perasaan saya yang merasakannya? Dengan gampang dia melepaskannya begitu saja?Tampa memikirkan saya gimana?



Saya dari belakang terus melihat dia jalan kedepan meninggalkan saya sendiri disini tampa menoleh kepalanya!!. Kebelakang untuk melihat saya …………..melihat saya……… yang disini.



———————————————



- Cinta adalah pencipta keindahan terhebat.



- Tidak ada yang dapat mengimbangi besarnya nilai kenangan bersama dalam kenangan melalui masa sulit bersama.



- pernahkah kamu merasakan, bhawa kamu sanggup melakukan apa saja

demi seseorang yang kamu cintai meski kamu tahu,ia takkan pernah perduli?

ataupun ia peduli

dan mengerti ia tetap pergi?



- pernahkah kamu merasakan hebatnya cinta?

terseyum kala terluka, menanggis kala bahagia,

bersedih kala bersama, tertawa kala berpisah?



- aku pernah terseyum meski terluka,

karena kuyakin tuhan tak menjadikannya untukku



- dan aku pernah menanggis kala bahagia,

karena ku takut kebahagian cinta ini akan sirna begitu saja



- aku pernah bersedih kala bersamanya,

karena ku takut aku akan kehilangan dia suatu saat nanti



- dan aku juga pernah tertawa saat berpisah dengannya,

karena sekali lagi ” cinta tak harus memiliki”

dan aku yakin tuhan telah menyiapkan cinta yang lain untukku



- aku tetap bisa mencintainya, meski ia tak dapat kurengkuh dalam pelukanku,

karena memang cinta ada dalam jiwa, bukan dalam raga.

Ada seorang istri yang memiliki suami yang seorang insinyur.

Dia mencintai sifatnya yang alami dan menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.
Setelah tiga tahun dalam masa perkenalan dan dua tahun dalam masa pernikahan, si istri mulai merasa lelah. Alasan-alasan dia mencintai suaminya dahulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
“Sa
ya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen.” ungkapan yg selalu muncul dibenaknya.

“Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan pada dirinya. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.” pikiran sang istri yg selalu bergelanyut di kepalanya.

Suatu hari, sang istri memberanikan diri untuk mengatakan keputusannya kepada sang suami, bahwa dia menginginkan perceraian.

“Mengapa ?”, sang suami bertanya dengan terkejut.
“Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan”. jwb sang istri.
Si suami terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya,
tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan sang istri semakin bertambah, merasa suaminya adalah seorang pria yang tidak dapat mengekspresikan perasaannya, “Apalagi yang bisa saya harapkan darinya ?” gerutunya dalam hati.

Dan akhirnya sang suami bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?”.
Sang istri menatap mata suaminya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,
“Saya punya pertanyaan, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati, saya akan merubah pikiran saya “.

“Sayangku, seandainya saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung, akan tetapi kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu kamu akan mati, apakah kamu akan melakukannya untukku ?” lanjut sang istri.

Si suami termenung dan akhirnya berkata, “Saya akan memberikan jawabannya besok”.
Hati si istri langsung gundah mendengar respon suaminya seperti itu.

Keesokan paginya, sang suami tidak ada di rumah, dan sang istri menemukan selembar kertas dengan coretan tangan suaminya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat.
Disitu tertulis … “Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu,

tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya”.

Kalimat pertama ini menghancurkan hati sang istri, namun tetap penasaran untuk melanjutkan untuk membacanya.

” Kamu sering mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program-program di PC dan akhirnya menangis di depan monitor karena panik, namun saya selalu memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya.

Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.

Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu.

Kamu selalu pegal-pegal pada waktu “teman baikmu” datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal.

Kamu senang diam di rumah dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi “aneh”.
Dan saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami.
Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku sambil tidur dan itu semua tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu.
Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai,

menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu .

Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati.

Karena saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku.

Sayangku, saya tahu ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari apa

yang dapat aku lakukan. Namun jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku tidak juga cukup bagimu, maka aku tidak akan bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu “.

Air mata sang istri jatuh ke atas tulisan suaminya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi dia tetap berusaha untuk membacanya.

” Sayang, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita,saya sekarang sedang berdiri didepan menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak puas sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia “.

Sang istri segera berlari membuka pintu dan melihat suaminya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan istrinya.
“Oh… kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.” ucap sang istri sambil terisak memeluk suaminya.
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari

hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu

KisaH Rumah Tangga Yang Mengharukan

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku.
Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik.....dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cende

rung
diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, ....baru pulang kerumah,mandi,kemudian mengantar anak kami sekolah.
Tidurnya sangat sedikit, makannyapun sedikit....jadi Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun.
Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan dimeja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami,bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami.
Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya,dibanding makan dirumah...
dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS,karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU,...seorang perempuan datang menjenguknya.
Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara,seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona.
Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu,Meisha
bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku,..
dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang,ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya," Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh. dasar anak nakal, sini piringnya, " lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya.

Dan..aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun!
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku.
Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya.
Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah.
Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin.
Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu.Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.

Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta , aku tidak pernah menyangka,hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian. Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun,rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, " Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?"
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

*Dear Meisha,*

*Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini,bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
**Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu,tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku.
Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.*
*Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya,seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami,namun tumbuh dengan lebat secara alami.
Itu yang aku rasakan.*
*Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang di iinginkan selama aku mampu.
Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu.Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, ....you are the only one in my heart.*

*yours,*
*Mario*

Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat.
Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan
menyayangiku.....Suamiku tidak pernah mencintaiku..... Dia tidak pernah bahagia bersamaku...... Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan dilemari bajuku..tidak pernah aku berikan untuknya.
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua.Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu.Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.

..... Setahun kemudian......

Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang.Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

" *Mario, suamiku..*

*Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku. Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku...*
*Ternyata aku keliru..
aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.*
*Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, "
kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?"*
*Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.*
*Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku.
Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkauminginkan.*

*Istrimu,*
*Rima"*

*D*i surat yang lain,
*"...Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha.."*

Disurat yang kesekian,
*"...Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.*
*Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu,aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi.Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros,dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu.
Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu,untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi,aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah...*
*Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya...."

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.

Disurat terakhir, pagi ini.
*"......Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9.Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang,karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia... Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup,karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.*
*Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.*
*Tahukah engkau suamiku,*
*Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah,baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?..."*

Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
" Siang itu Mama menjemputku dengan motornya,dari jauh aku
melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu,dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi.. aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante...aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak.." Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.

Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi.
Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.

*Dear Meisha,*
*Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya.Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar..
Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?*
*Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha.
Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana.Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku..*

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. *Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.*

BUNDA

Saat aku beranjak dewasa, aku mulai mengenal sedikit kehidupan yang menyenangkan, merasakan kebahagiaan memiliki wajah yang tampan, kebahagiaan memiliki banyak pengagum di sekolah, kebahagiaan karena kepintaranku yang dibanggakan banyak guru. Itulah aku, tapi satu yang harus aku tutupi, aku malu mempunyai seorang ibu yang BUTA! Matanya tidak ada satu. Aku sangat malu, benar-benar

Aku sangat mengi

nginkan kesempurnaan terletak padaku, tak ada satupun yang cacat dalam hidupku juga dalam keluargaku. Saat itu ayah yang menjadi tulang punggung kami sudah dipanggil terlebih dahulu oleh yang Maha Kuasa. Tinggallah aku anak semata wayang yang seharusnya menjadi tulang punggung pengganti ayah. Tapi semua itu tak kuhiraukan. Aku hanya mementingkan kebutuhan dan keperluanku saja. Sedang ibu bekerja membuat makanan untuk para karyawan di sebuah rumah jahit sederhana.

Pada suatu saat ibu datang ke sekolah untuk menjenguk keadaanku. Karena sudah beberapa hari aku tak pulang ke rumah dan tidak tidur di rumah. Karena rumah kumuh itu membuatku muak, membuatku kesempurnaan yang kumiliki manjadi cacat. Akan kuperoleh apapun untuk menggapai sebuah kesempurnaan itu.

Tepat di saat istirahat, Kulihat sosok wanita tua di pintu sekolah. Bajunya pun bersahaja rapih dan sopan. Itulah ibu ku yang mempunyai mata satu. Dan yang selalu membuat aku malu dan yang lebih memalukan lagi Ibu memanggilku. “Mau ngapain ibu ke sini? Ibu datang hanya untuk mempermalukan aku!” Bentakkan dariku membuat diri ibuku segera bergegas pergi. Dan itulah memang yang kuharapkan. Ibu pun
bergegas keluar dari sekolahku. Karena kehadiranya itu aku benar-benar malu, sangat malu. Sampai beberapa temanku berkata dan menanyakan. “Hai, itu ibumu ya???, Ibumu matanya satu ya?” yang menjadikanku bagai disambar petir mendapat pertanyaan seperti itu.

Beberapa bulan kemudian aku lulus sekolah dan mendapat beasiswa di sebuah sekolah di luar negeri. Aku mendapatkan beasiswa yang ku incar dan kukejar agar aku bisa segera meninggalkan rumah kumuhku dan terutama meninggalkan ibuku yang membuatku malu. Ternyata aku berhasil mendapatkannya. Dengan bangga kubusungkan dada dan aku berangkat pergi tanpa memberi tahu Ibu karena bagiku itu tidak perlu. Aku hidup untuk diriku sendiri. Persetan dengan Ibuku. Seorang yang selalu mnghalangi kemajuanku.

Di Selolah itu, aku menjadi mahasiswa terpopuler karena kepintaran dan ketampananku. Aku telah sukses dan kemudian aku menikah dengan seorang gadis Indonesia dan menetap di Singapura.

Singkat cerita aku menjadi seorang yang sukses, sangat sukses. Tempat tinggalku sangat mewah, aku mempunyai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan aku sangat menyayanginya. Bahkan aku rela mempertaruhkan nyawaku untuk putraku itu.

10 tahun aku menetap di Singapura, belajar dan membina rumah tangga dengan harmonis dan sama sekali aku tak pernah memikirkan nasib ibuku. Sedikit pun aku tak rindu padanya, aku tak mencemaskannya. Aku BAHAGIA dengan kehidupan ku sekarang.

Tapi pada suatu hari kehidupanku yang sempurna tersebut terusik, saat putraku sedang asyik bermain di depan pintu. Tiba-tiba datang seorang wanita tua renta dan sedikit kumuh menghampirinya. Dan kulihat dia adalah Ibuku, Ibuku datang ke Singapura. Entah untuk apa dan dari mana dia memperoleh ongkosnya. Dia datang menemuiku.

Seketika saja Ibuku ku usir. Dengan enteng aku mengatakan: “HEY, PERGILAH KAU PENGEMIS. KAU MEMBUAT ANAKKU TAKUT!” Dan tanpa membalas perkataan kasarku, Ibu lalu tersenyum, “MAAF, SAYA SALAH ALAMAT”

Tanpa merasa besalah, aku masuk ke dalam rumah.

Beberapa bulan kemudian datanglah sepucuk surat undangan reuni dari sekolah SMA ku. Aku pun datang untuk menghadirinya dan beralasan pada istriku bahwa aku akan dinas ke luar negeri.

Singkat cerita, tibalah aku di kota kelahiranku. Tak lama hanya ingin menghadiri pesta reuni dan sedikit menyombongkan diri yang sudah sukses ini. Berhasil aku membuat seluruh teman-temanku kagum pada diriku yang sekarang ini.

Selesai Reuni entah megapa aku ingin melihat keadaan rumahku sebelum pulang ke Sigapore. Tak tau perasaan apa yang membuatku melangkah untuk melihat rumah kumuh dan wanita tua itu. Sesampainya di depan rumah itu, tak ada perasaan sedih atau bersalah padaku, bahkan aku sendiri sebenarnya jijik melihatnya. Dengan rasa tidak berdosa, aku memasuki rumah itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ku lihat rumah ini begitu berantakan. Aku tak menemukan sosok wanita tua di dalam rumah itu, entahlah dia ke mana, tapi justru aku merasa lega tak bertemu dengannya.

Bergegas aku keluar dan bertemu dengan salah satu tetangga rumahku. “Akhirnya kau datang juga. Ibu mu telah meninggal dunia seminggu yang lalu”

“OH…”

Hanya perkataan itu yang bisa keluar dari mulutku. Sedikit pun tak ada rasa sedih di hatiku yang kurasakan saat mendengar ibuku telah meninggal. “Ini, sebelum meninggal, Ibumu memberikan surat ini untukmu”

Setelah menyerahkan surat ia segera bergegas pergi. Ku buka lembar surat yang sudah kucal itu.

Untuk anakku yang sangat Aku cintai,
Anakku yang kucintai aku tahu kau sangat membenciku. Tapi Ibu senang sekali waktu mendengar kabar bahwa akan ada reuni disekolahmu.
Aku berharap agar aku bisa melihatmu sekali lagi. karena aku yakin kau akan datang ke acara Reuni tersebut.
Sejujurnya ibu sangat merindukanmu, teramat dalam sehingga setiap malam Aku hanya bisa menangis sambil memandangi fotomu satu-satunya yang ibu punya.Ibu tak pernah lupa untuk mendoakan kebahagiaanmu, agar kau bisa sukses dan melihat dunia luas.
Asal kau tau saja anakku tersayang, sejujurnya mata yang kau pakai untuk melihat dunia luas itu salah satunya adalah mataku yang selalu membuatmu malu.
Mataku yang kuberikan padamu waktu kau kecil. Waktu itu kau dan Ayah mu mengalami kecelakaan yang hebat, tetapi Ayahmu meninggal, sedangkan mata kananmu mengalami kebutaan. Aku tak tega anak tersayangku ini hidup dan tumbuh dengan mata yang cacat maka aku berikan satu mataku ini untukmu.
Sekarang aku bangga padamu karena kau bisa meraih apa yang kau inginkan dan cita-citakan.
Dan akupun sangat bahagia bisa melihat dunia luas dengan mataku yang aku berikan untukmu.
Saat aku menulis surat ini, aku masih berharap bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya, Tapi aku rasa itu tidak mungkin, karena aku yakin maut sudah di depan mataku.
Peluk cium dari Ibumu tercinta

Bak petir di siang bolong yang menghantam seluruh saraf-sarafku, Aku terdiam! Baru kusadari bahwa yang membuatku malu sebenarnya bukan ibuku, tetapi diriku sendiri....

SeMoga aja anak2 kita kelak tidak seperti tokoh yg ada dalam crita ini y bunda.

Seorang Pemuda

Seorang pemuda sebentar lagi akan diwisuda,sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir dari jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.

Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan

mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-
satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya,
bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan keteman-temannya.

Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya. Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu. Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci ! Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Kitab Suci yang bersampulkan kulit asli, dikulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas. Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan alkitab ini untukku ? " Lalu dia membanting Kitab Suci itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak
bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.

Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yang sukses, dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas. Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.

Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk ke rumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal di situ. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelak terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang dirumah itu. Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Kitab Suci itu, masih
terbungkus dengan kertas yang sama beberapa tahun yang lalu. Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Kitab Suci itu, dan mulai membuka halamannya. Di halaman pertama Kitab Suci itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, "Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan Tuhan Maha Kaya dari segala apa yang ada di dunia ini"
Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Kitab Suci itu. Dia memungutnya,.... sebuah kunci mobil ! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman terakhir Alkitab itu, dan menemukan di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. dan sebuah kwitansi
pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu. Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport
yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok ke dalam. bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga. Mendadak dia
menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak mungkin diobati........

SEBERAPA MAHAL DAN BERHARGANYA KITA PERNAH KEHILANGAN SEBUAH BARANG, NAMUN TAK SEMENYESAL JIKA KITA KEHILANGAN ORANG-ORANG YANG KITA CINTAI (Sebelum kita meminta maaf padanya)...

Kisah Sedih Seorang Ibu

“Nurse, boleh saya tengok bayi saya?” ibu muda yang baru bersalin itu bersuara antara dengar dan tidak kepada seorang jururawat. Sambil tersenyum jururawat membawakan bayi yang masih merah itu. Si ibu menyambut deng...an senyum meleret. Dibuka selimut yang menutup wajah comel itu, diciumnya berkali-kali sebaik bayi tersebut berada dipangkuan. Jururawat kemudian mengalihkan
pandangannya ke luar tingkap. Tidak sanggup dia bertentang mata dengan si ibu yang terperanjat melihat bayinya dilahirkan tanpa kedua-dua cuping telinga. Namun gamamnya cuma seketika. Dakapan dan ciuman silih berganti sehingga bayi yang sedang lena itu merengek. Doktor bagaimanapun mengesahkan pendengaran bayi itu normal, sesuatu yang cukup mengembirakan si ibu. Masa terus berlalu… Pulang dari sekolah suatu tengahari, anak yang tiada cuping telinga itu yang kini telah memasuki alam persekolahan menangis memberitahu bagaimana dia diejek rakan-rakan. “Mereka kata saya cacat,” katanya kepada si ibu. Si ibu menahan sebak. Dipujuknya si anak dengan pelbagai kata semangat. Si anak menerimanya dan dia muncul pelajar cemerlang dengan menyandang pelbagai jawatan di sekolah. Bagaimanapun tanpa cuping telinga, si anak tetap merasa rendah diri walaupun si ibu terus memujuk dan memujuk. Ayah kanak-kanak itu bertemu doktor. “Saya yakin dapat melakukannya jika ada penderma,” kata pakar bedah. Bermulalah suatu pencarian bagi mencari penderma yang sanggup berkorban. Setahun berlalu… “Anakku, kita akan menemui doktor hujung minggu ini. Ibu dan ayah telah mendapatkan seorang penderma, tapi dia mahu dirinya dirahsiakan, ” kata si ayah. Pembedahan berjalan lancar dan akhirnya si anak muncul sebagai manusia baru, kacak serta bijak. Pelajarannya tambah cemerlang dan rasa rendah diri yang kerap dialaminya hilang. Rakan-rakan memuji kecantikan parasnya. Si anak cukup seronok, bagaimanapun dia tidak mengabaikan pelajaran. Pada usianya lewat 20-an, si anak menjawat jawatan tinggi dalam bidang diplomatik. “Sebelum saya berangkat keluar negara, saya ingin tahu siapakah penderma telinga ini, saya ingin membalas jasanya,” kata si anak berkali-kali. “Tak mungkin,” balas si ayah. “Perjanjian antara ayah dengan penderma itu masih berjalan. Tunggulah, masanya akan tiba.” “Bila?” tanya si anak. “Akan tiba masanya anakku,” balas si ayah sambil ibunya mengangguk-angguk. Keadaan terus kekal menjadi rahsia bertahun-tahun lamanya. Hari yang ditunggu tiba akhirnya. Ketika si anak berdiri di sisi keranda ibunya, perlahan-lahan si ayah menyelak rambut ibunya yang kaku. Gelap seketika pandangan si anak apabila melihat kedua-dua cuping telinga ibunya tiada. “Ibumu tidak pernah memotong pendek rambutnya,” si ayah berbisik ke telinga anaknya. “Tetapi tiada siapa pernah mengatakan ibumu cacat, dia tetap cantik, pada ayah dia satu-satunya wanita paling cantik yang pernah ayah temui. Tak percaya… tanyalah pada sesiapa pun kenalannya.” P/s : Kecantikan seseorang bukan terletak pada fizikal tetapi di hati. Cinta sejati bukan pada apa yang dilakukan dan dihebah-hebahkan tetapi pengorbanan tanpa diketahui. Selagi ibu kita ada didunia ini, ciumlah dia, cium tangannya, sentiasa minta ampun darinya, berikan senyuman kepadanya, bukannya dengan bermasam muka, kasih ibu tiada tandingannya, ingatlah “SYURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU”, penyesalan di kemudian hari tidak berguna, selagi hayatnya ada,curahkanlah sepenuh kasih sayang kepadanya.. “Saya Sayang Ibu

RENUNGAN KITA SEMUA

DIMANAKAH HATI NURANI..?? Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan... !! Terjadi Di Jakarta !!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan
!! Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn). Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi. Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu. Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya. Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu (5/6) pukul 07.00. Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung. Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet. Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam. Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan. Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor. Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan. Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa. Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya Copy paste,Sebarkan agar Pemerintah tahu nasib rakyat yg tidak mampu..!!!